Komisi V Tanyakan Progress Penanganan Banjir Nasional

20-02-2012 / KOMISI V

            Komisi V DPR RI menanyakan kepada Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum sejauh mana progress yang telah dilakukan dalam menangani banjir-banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

            Pertanyaan ini disampaikan Komisi V DPR saat rapat dengar pendapat dengan Dirjen Sumber Daya Air, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Dirjen Cipta Karya dan Dirjen Penataan Ruang Kementerian PU, Senin (20/2) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V DPR Nusyirwan Sujono.

            Nusyirwan mengatakan, Panitia Kerja (Panja) Banjir yang dibentuk asal mulanya karena terjadinya bencana banjir besar yang terjadi beberapa waktu lalu di Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sumatera.

Untuk penanganan yang lebih serius dan pengawasan yang lebih intensif, maka DPR membentuk Panja untuk mengatasi dan mencegah agar banjir-banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dapat diatasi.

Nusyirwan melihat dari apa yang dipaparkan Dirjen SDA masih belum terlihat progress yang telah dilakukan Pemerintah dalam penanggulangan banjir ini.

Menambahkan pertanyaan Nusyirwan, Anggota Komisi V DPR Sudewo menanyakan apa yang telah dilakukan Dirjen SDA dan bagaimana grand strateginya untuk mengatasi berbagai permasaahan banjir di tanah air.

Karena, kata Sudewo, jika penanganan Pemerintah hanya bersifat rutin saja, dia pesimis masalah banjir nasional dari tahun ke tahun tidak dapat tertangani dengan baik.   

Sementara Anggota Komisi V lainnya Rendhy Lamadjido menilai belum ada keseriusan Pemerintah untuk melakukan normalisasi sungai.

Dalam hal ini Rendhy meminta Dirjen SDA segera melakukan penelitian tentang berapa sedimentasi akibat pengrusakan di hilir sungai, baik pembangunan rumah maupun penebangan hutan-hutan.

Rendhy juga mengkhawatirkan DKI Jakarta yang tidak memiliki drainase primer yang mampu menampung seluruh aliran-aliran sungai. “Kenapa Dirjen tidak memikirkan untuk membuat segera, padahal masalah banjir di Jakarta sudah sangat serius,” kata Rendhy.

Dirjen Sumber Daya Air Mochammad Amron menyampaikan, Ditjen SDA telah melakukan penanggulangan banjir di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Sumatera diantaranya dengan pembuatan tanggul, peninggian tanggul, perkuatan tanggul, perbaikan tebing sungai Simanunggang akibat bencana alam yang terjadi di Tapanuli Selatan  serta melakukan normalisasi sungai Pantai Labu Hilir untuk pengendali banjir Bandara Kuala Namu.

Untuk wilayah Sumatera Barat, dilakukan pembangunan sarana dan prasarana pengamanan pantai Padang, pembangunan prasarana pengendalian banjir Batang Naras, rehabilitasi dan normalisasi Batang Bangko Ambaian dan rehabilitasi dan normalisasi Batang Hari Kenagarian Siguntur.

Di Provinsi Jambi telah dilakukan pembangunan prasarana pengendali banjir di dua belas sungai diantaranya sungai Batanghari, Batang asai, Batang Merangin, Batang Tabir, Batang Bungo, Batang Tebo.   

Sementara untuk penanganan banjir-banjir besar, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum menyampaikan untuk sungai Citarum telah dilakukan pengerukan sedimentasi dari bendung Curug sampai ke Muara Gembong serta melakukan normalisasi sungai dan perbaikan sungai Cikaung.

Adapun Citarum hilir sedang direncanakan beberapa program yakni melakukan perbaikan tanggul sepanjang 105 km dan melakukan pengerukan sungai Citarum sepanjang 115 km serta penguatan tebing tanggul 7,9 km.

            Dia menambahkan, di hilir juga dilengkapi dengan melakukan perbaikan hulu sungai atau bibir pantai yang selalu mengalami abrasi. Konversi juga dilakukan dengan melakukan perbaikan beberapa situ di Subang, di sekitar Krawang dan Bekasi.   

Sementara Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo mengatakan, progres dari RPJM untuk Bengawan Solo hulu adalah dari 47 km tanggul yang harus dibangun sudah 33 km terbangun atau 70% sampai tahun 2011.

Untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) dari Madiun 72 km sudah selesai 38 km, di Pacitan dari 202 km sudah selesai 69 km. Begitu juga dengan target RPJM pembangunan bendungan sebanyak 7 bendungan. Satu bendungan sudah selesai dan satu bendungan yaitu bendungan Bendo di Ponorogo saat ini sedang dalam proses. Tahun-tahun berikutnya akan segera dilakukan pembangunan bendungan lainnya.

            Selain pembuatan tanggul/bendungan juga dilakukan pengerukan yang telah dilakukan mulai tahun 2010 dilanjutkan 2012 untuk sungai-sungai di Sragen yang total keseluruhannya sepanjang 36 km.

            Untuk melindungi kota Solo dari bahaya banjir, telah dilakukan peninggian tanah hulu akibat banjir tahun 2007, Solo dan Sukoharjo sepanjang 25 km dan tinggal 3 km lagi.

            Dia juga melaporkan, untuk daerah Jawa Timur dimana Surabaya tahun lalu terendam banjir akibat jebolnya sebagian tanggul dari kali Lamong, telah dilakukan perbaikan tanggul-tanggul.  

Kita berharap sampai tahun 2014 tanggul semuanya selesai. Namun terjadi hambatan dengan masalah sosial yaitu masalah tanah. “Semoga masalah sosial dapat segera diselesaikan sehingga pembuatan tanggul bisa dipercepat,” ujarnya. (tt)

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT
Biaya Transportasi Tinggi, Komisi V Dorong Desain Ulang Integrasi Moda Transportasi
06-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras berpandangan tingginya biaya transportasi yang dialami masyarakat...
Zero ODOL Berlaku 2027, Syafiuddin Minta Pemerintah Lakukan Sosialisasi Masif
05-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Syafiuddin, menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan penerapan zero Over Dimension Over Loading...
Saadiah Tegaskan Pentingnya Ketahanan Air di Wilayah Kepulauan
04-08-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, Saadiah Uluputty melakukan kunjungan kerja ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku, Sabtu...
Jembatan Pulau Balang yang Akan Jadi Rest Area Harus Fokus Pada Keselamatan
30-07-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, IKN – Jembatan Pulau Balang di Penajam Paser Utara (PPU), yang menjadi penghubung vital antara Kota Balikpapan dan Kawasan...